Indonesia merupakan negara yang kaya. Kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), serta keanekaragaman budayanya. Tetapi tanah-tanah yang subur dan laut dengan ikan yang berlimpah itu hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang yang berkuasa dengan uang. Mereka yang mempunyai uang berlimpahlah selama ini yang menikmatinya.
Hal tersebut dikuatkan oleh fakta yang membuktikan bahwa sebagian besar para petani dan nelayan hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka perlu bekerja keras untuk menafkahi keluarga mereka dengan mencari ikan, itupun dengan hasil yang sangat sedikit. Berbeda jauh dengan para konglomerat yang bekerja sebagai pengusaha besar dalam bidang pengeboran minyak bumi di lepas pantai. Para pengusaha besaritu hanya duduk santai dan bisa menghasilkan banyak uang dalam waktu sekejap dengan cara menguras isi perut bumi sebanyak mungkin.
Kesenjangan sosial seperti inilah yang harusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Mereka harusnya memperhatikan nasib para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari laut. Nasib serupa juga dialami para petani, disaat pemerintah mengambil kebijakan untuk mengimpor beras. Dengan dalih untuk menstabilkan harga beras di pasar,tetapi dampak pengimporan beras terhadap petani sangatlah besar. Karena masyarakat sudah pasti memilih beras yang diimpor oleh pemerintah daripada membeli beras lokal.
Saya jadi teringat kata-kata guru saya sewaktu SMA bila berbicara kesenjangan sosial. Beliau berkata bahwa orang yang mempunyai harta yang berlimpah akan semakin kaya, sedangkan orang yang tidak mampu dalam hal ekonomi akan semakin miskin. Sebegitu parahkah masalah kesenjangan sosial di negeri kita ini, hingga rakyat kecil tak lagi bisa berbuat apa-apa?
Semoga negeri kita atau bahkan dunia ini terbebas dari hal yang menakutkankan seperti itu. Kita hanya bisa berdoa kepada Tuhan YME agar tidak ada lagi orang-orang kecil yang tertindas di muka bumi. Mudah-mudahan tulisan saya kali ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua. Terima Kasih
Monday, 10 January 2011
CONTOH KASUS MASALAH SOSIAL DI INDONESIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment